Powered By Blogger

Sabtu, 27 November 2010

Lambaian daun ilalang

Kurang lebih satu kilo meter dari rumah ada sebuah bukit gundul ( karena tidak ada sebatang pohonpun yang tumbuh ) yang dipenuhi dengan tumbuhan rumput ilalang yang luasnya mencapai ratusan hektar, kalau melihat kesebelah timur dari bukit itu maka akan terlihat teluk Balikpapan dengan segala kesibukannya dari orang-orang yang memanfaatkan keberadaan teluk itu, diantaranya para nelayan yang mencari ikan untuk keperluan nafkah keluarganya, ada pula para pengguna transportasi air untuk menyebarang ke Balikpapan, demikian pula banyak sekali kapal-kapal perusahaan yang hilir mudik melalui teluk tersebut mulai dari kapal yang berukuran kecil yang hanya dapat memuat empat orang sampai dengan kapal tengker yang berukuran raksasa.

Ketika disuatu senja aku duduk diatas bukit itu sambil beristirahat karena kelelahan menggarap kebun yang berada disekitar bukit itu, pandangan sekali-kali kuarahkan keteluk Balikapapan, dan kadang-kadang kupandang pula kota Balikapapan dari kejauhan namun yang terlihat hanya bukit-bukit dan tangki-tangki minyak Pertamina, walaupun tidak nampak jelas bisa kubayangkan bagaimana hiruk pikuk hilir mudiknya  orang-orang yang memiliki keperluan yang berbeda-beda di kota itu.  Namun itu semua hanya menyita sebagian kecil perhatianku, justru yang menyita sebagian besar perhatianku saat itu adalah tumbuhan rumput ilalang yang tumbuh disekitar tempat duduk saat itu.

Angin yang berhembus cukup kencang sehingga membuat daun ilalang serentak bergoyang dengan teratur, bagaikan gelombang laut yang saling berkejar-kejaran, lalu kembang ilalang yang berwarna putih seperti kapas terbang berhamburan, melihat indahnya pemandangan seperti itu membuat hati benar-benar terasa damai, duduk dialam terbuka dengan lingkungan yang alami mampu melahirkan bermacam-macam inspirasi yang ada dalam hati dan pikiran. Kemudian dari kejauhan di bawah bukit sana terdengar suara.."krak, ternyata sepotong dahan pohon kering yang patah akibat terpaan angin, yah pohon yang ukurannya cukup besar ternyata tidak mampu menahan terpaan angin, namun daun ilalang yang bentuknya kurus, tipis, dan tingginya kurang lebih setengah meter justru dengan segala kelenturannya ia mampu menahan terpaan angin yang datang. Daun ilalangpun mampu mengimbanginya bahkan    karena kemampuannya untuk menyesuaikan dengan keadaan alam lingkungannya terlihat bagaikan sebuah orkestra yang indah bila terdengar gesekan daun itu pada saat diterpa angin, suara yang indah dan lambaiannya yang seirama, bagaikan sebuah tarian masal benar-benar memukau mata yang memadangnya, berapa banyak sudah puisi yang tertulis, berapa banyak sudah lagu yang tercipta dan berapa banyak sudah lukisan yang terpampang didinding rumah tentang keindahan rumput ilalang, walaupun sebagian orang ada yang tidak menyukai tumbuhan ini, karena dianggap tidak berguna.

Kalu ditinjau dari sisi manfaat secara langsung kehadiran rumput ilalang ini sebenarnya cukup banyak sekali manfaatnya, namun pada tulisan ini saya tidak mengupas manfaat langsung dari tumbuhan ini, justru yang menarik dari tumbuhan tersebut adalah pelajaran yang dapat diambil dari sebuah lambaian daun ilalang. Kemampuannya dalam beradaptasi bisa kita jadikan sebuah pelajaran dalam kehidupan dilingkungan masyarakat banyak, orang yang mampu menyesuaikan diri tentu ia akan diterima dimanapun ia berada. Menyesuaikan diri bukan berarti tidak punya pendirian, rumput ilalang bagaimanapun kencangnya angin topan menerpanya tidak akan mampu menggoyahkan tempat dimana ia berada, angin itu hanya mampu menggoyangnya namun tidak mampu memindahkannya dari tempatnya walaupun hanya satu milipun. Orang yang seprti filosufis daun ilalang ini memiliki pendirian yang kuat tetapi ia mampu menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungannya, bahkan mampu membawa kesejukan, ketenangan dan kedamaian bagi orang-orang yang ada disekitarnya.  

Berada disekitar ilalang terkadang mampu membuat suasana romantis asalkan pada saat yang tepat, bahkan mampu mebangkitkan semangat hidup untuk tidak tenggelam dalam keputus asaan, dan tidak sedikit sebuah cita-cita terinpirasi pada saat itu, yah....dengan lambaian daun ilalang seakan ia memanggil untuk segera datang  menggapai harapan dalam kebersamaan untuk sebuah mahligai yang membuat hati menjadi bahagia, merasa aman dan damai, hati menjadi sejuk karena didalamnya ada rasa cinta dan kasih sayang dibawah lindungan dan ridho dari Yang Maha Kuasa...ALLAH SWT...., sungguh tidak ada di alam semesta ini yang telah di ciptakan Allah Swt dengan sia-sia, semua memiliki manfaat masing-masing, hanya terkadang kita yang belum mampu untuk memikirkannya,......... alam semesta firman Tuhan yang tidak tertulis.....

Kamis, 25 November 2010

YANG DIAMBIL DARI SEBUAH PERJALANAN ( Bagian - 2 )

Acara panel penyampaian laporan satker

 Di saat pagi hari tanggal 13 November 2010 setelah sholat Subuh kubuka pintu kamar hotel ditretes, kebetulan kamar yang kutempati berada dilantai 6 yang mana teras luarnya menghadap ke arah timur, persis berhadapan dengan gunung yg cukup tinggi, namun saya lupa apa nama gunung tersebut, terasa sejuk udara yang kurasakan membuat tubuh terasa segar setelah tidur semalam, dari kejauhan terlihat gunung yang diselimuti embun sementara puncaknya terlihat awan putih mengelilingi diseputar puncak gunung tersebut, subhanallah betapa indahnya pemandangan itu, tidak mungkin semua itu ada dengan sendirinya, pasti ada yang menciptakan-Nya, sungguh Maha Besar Allah Swt pencipta alam semesta dengan segala keindahan dan kesempurnaannya. 
Indahnya alam dgn latar belakang gunung yg diselkimuti awan

Setelah sekian lama  kuterpaku memandang pemandangan alam disekeliling sejauh mata memandang sambil berdiri diteras hotel, tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul 07.00 pagai waktu setempat, maka sayapun bergegas pergi untuk mandi karena hari ini akan melakukan kunjungan dan rekreasi ke daerah Jatim Park di Batu Malang membawa seluruh peserta Rakor KIS yg jumlahnya kurang lebih 230 orang.

Setelah sarapan pagi di restaurant hotel seluruh peserta dipersilakan untuk memasuki bus yang sudah disediakan oleh rekanan dari Biro perjalanan kami, sementara saya dan tiga orang teman yang lainnya menggunakan Kijang Inova mengiringi dari belakang, setelah menempuh perjalanan kurang lebih 3 jam akhirnya kami sampai di lokasi Jatim Park, disini kami menikmati keindahan suasana lingkungan yang asri, penempatan pedagang kaki lima yang tertata dengan apik menambah suasana menjadi hidup dan membuat hati menjadi tenteram, udara yang sejuk diantara tanaman yang ditanam disekelilingnya menambah keasrian lingkungan. Sayang sekali disaat rekreasi ketempat yang indah seperti ini saya tidak dapat  ditemani isteri*, karena pada saat yang bersamaan dia sedang berhalangan karena kesibukannya serta tugas sebagai PNS yang tidak bisa ditinggalkannya, semoga dilain waktu dan kesempatan kami bisa rekreasi bersama.
Hasil kreasi

Keindahan alam ciptaan Allah Swt yang dipadukan dengan kreasi manusia sebagai mahluk yang berakal untuk membentuk lingkungan menjadi sangat nyaman untuk dinikmati dan dihuni oleh kita semua, kenikmatan dan keindahan yang kita dapati tidak terhitung nilainya, namun disaat kita mendapat musibah seakan-akan telah lupa dengan semua kenikmatan yang telah didapat selama ini, seperti terjadinya musibah Tsunami di Mentawai serta terjadinya erupsi gunung Merapi yang mana kesemuanya itu membuat dunia menjadi prihatin, berapa banyak korban nyawa manusia serta binatang ternak bahkan harta benda penduduk yang terkena musibah, namun mengingat itu semua sudah terjadi dan kita sebagai mahluk ciptaan dari Yang Maha Kuasa  kiranya dapat mengambil pelajaran dari kedua peristiwa itu yang datangnya hampir bersamaan.
Yah setiap peristiwa pasti ada hikmah dibaliknya, ketika Allah menurunkan musibah, bisa jadi itu adalah ujian sebelum Ia memberikan suatu kenikmatan lain yang kita sendiri terkadang tidak menyadarinya.
Suasana dalam Bus

Sebagai contoh suatu ketika saya mendapat tugas dari pimpinan untuk melakukan survei rencana lokasi pembanguan MAN di Melak Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur, mengingat waktu yang sangat terbatas pada hari itu saya harus dapat menyelesaikan tugas itu tepat waktu, namun apa hendak dikata ternyata sejak subuh hingga lepas tengah hari hujan turun dengan lebatnya, sehingga rencana ke lokasi pada jam 08.30 jadi berantakan, rasa kuatir tugas tidak dapat terselesaikan tepat waktu, sehingga kuatir pulang samapai waktu malam masih berada di tengah hutan, mengingat perjalanan menuju Melak tersebut harus melewati hutan yang sangat sunyi sekali. Nah baru sekitar pukul 14.00 baru bisa menuju lokasi yang tempatnya sangat licin dan melalui jalan yang berlumpur, hati ini ada sedikit menggerutu mengapa saya harus menerima cobaan seperti ini, namun setelah tugas selesai pada pukul 17.00 sore sayapun bersama dua orang kawan pulang menuju Samarinda, selama dalam perjalanan rasa kesal masih terasa di hati karena pakaian bersih menjadio kotor akibat lumpur, ya....Allah...sambil menyandarkan diri di mobil dalam perjalanan kuarahkan pandangan kelangit......subhanallah.....betapa indahnya pelangi  terlukis dilangit biru yang bersih tanpa awan sedikitpun, sehingga keindahannya dengan warna warni yang sangat menakjubkan  benar2 membuat hati menjadi sejuk, lupa sudah dengan kejadian tadi pagi. 
Kemudian keindahan penglihatan mata tidak terhenti sampai disitu, pada malam harinya kembali bulan purnama muncul dengan anggunnya, bagaikan manisnya senyuman sang bidadari dari kayangan, langit yang bersih membuat penampakan bulan menjadi sempurna untuk dipandang, hutan yang sebelumnya dikira gelap gulita menjadi terang benderang yang diterangi cahaya rembulan.
Nah dari peristiwa penomena alam itu ternyata Allah telah memberikan cobaan berupa hujan pada pagi harinya, ternyata Dia akan memberikan pelangi di sore hari dan rembulan dimalam hari, barulah saya menyadari kekeliruan ini, saya telah berdosa karena sempat menggerutu didalam hati disaat cobaan berupa hujan datang, saya merenung sejenak seandainya tidak terjadi hujan pada pagi hari pastilah pelangi yang sangat indah itu tidak akan muncul, demikian pula sang rembulan pun tidak akan nampak keindahannya dengan sempurna karena akan diselimuti awan hitam yang menutupinya....disinilah  kelemahan sebagai manusia terkadang hanya mampu menilai apa yang dilihat dan dirasakan pada saat itu, namun terkadang tidak sampai terfikirkan ada apa dibalik peristiwa itu semua.
Memberi araha sekaligus menutup kregiatan Rakor
 

Rabu, 24 November 2010

YANG DIAMBIL DARI SEBUAH PERJALANAN ( Bagian - 1 )

Tanggal 13 November 2010 di penghujung kegiatan KIS di Tretes, banyak manfaat yang dapat diambil dari perjalanan singkat tersebut, di antaranya adalah dengan melaksanakan kunjungan pada MIN Malang, disini saya tidak cerita tentang bagaimana kunjungan itu, tetapi ada sebuah kalimat yang cukup singkat dari Kepala MIN tersebut yang menurut saya  mengandung makna yang cukup luas, kalimat itu berbunyi " ....bahwa keberhasilan yang kami peroleh ini sebagaimana yang dilihat pada hari ini tidak muncul begitu saja, tetapi melalui proses yang cukup panjang setelah melewati kurun waktu 30 tahun...."

Yah tepat sekali apa yang dikatakan tersebut, kadang kita sering terpaku ketika melihat sebuah keberhasilan dari seseorang atau sebuah institusi, dan kita terkagum-kagum melihatnya, lalu berusaha utk mencontoh apa saja yang dilihat didepan mata seakan-akan itu semua terlahir begitu saja dari  sebuah keberuntungan. Sehingga ketika akan melaksanakan keinginan tersebut kita tidak ada daya, tidak memiliki tenaga yang cukup, tidak memiliki kemampuan yang memadai untuk mengikuti keberhasilan itu, yang pada akhirnya hanya akan menimbulkan rasa pustus asa, dan kepasrahan dalam menyikapi hari depan.
Kita sering lupa bahwa keberhasilan itu melalui proses yg cukup panjang dan berliku-liku, dengan melewati kurun waktu yang cukup panjang, dengan berbagai usaha dan experimen, lalu untuk memulainya harus melihat potensi yang ada untuk dikembangkan, namun ada satu kata kunci untuk memulai keberhasilan itu, yaitu " SADIS "( istilah ini saya ambil dari Blog Valuta Kasih )...ya...SADIS sebuah singkatan dari SABAR DAN DISIPLIN, tidak ada sebuah keberhasilan tanpa kesabaran dan disipilin.

SABAR dan DISIPLIN, dua kata yang mudah diucapkan tetapi amat sulit untuk melaksanakannya. Namun jika dua kata itu mampu dijalankan dengan baik, dengan kesadaran dan keikhlasan hati, maka hasilnya akan sangat menakjubkan.
SABAR bukan berarti pasrah dengan keadaan, tetapi sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan, sabar dalam melakukan percobaan-percobaan, jika gagal ulangi lagi dgn percobaan lainnya, sabar untuk tidak berputus asa ketika mengalami kegagalan dalam mencoba ide-ide baru, sabar untuk tidak mudah menyerah sampai apa yang dicita-citakan berhasil, sabar untuk berdo'a kepada Allah Swt, karena do'a itu tidak mesti langsung dikabulkan tetapi perlu waktu yg cukup panjang kadang diawali dengan berbagai cobaan. Sabar ketika memilih prioritas mana yang akan diambil untuk memulai usaha dalam menuju keberhasilan sebagaimana yang diinginkan,  dan selanjutnya dengan konsisten melaksanakan apa yang sudah menjadi skala prioritas itu.
DISIPLIN, ini yang terkadang sering menjadi kelemahan kita, disiplin terhadap waktu, disiplin dalam melaksanakan tugas dan kegiatan sesuai ketentuan, disiplin untuk tidak melanggar komitmen yang telah disepakati. Disipli terhadap diri sendiri yang selanjutnya akan mampu mempengaruhi orang lain utntuk berlaku disiplin pula, maka akan merasa malu jika melanggar disiplin walaupun tanpa mendapat teguran dari atasan atau siapa saja. Maka jika disiplin ini mampu dilaksanakan dengan baik, keberhasilan yang dicita-citakan insya Allah akan menjadi nyata dan tinggal menunggu waktu saja.

Inilah sebagian dari manfaat yang dapat saya ambil dari sebuah perjalanan singkat.