Powered By Blogger

Senin, 11 Februari 2013

PEMBELAJARAN DIBALIK PERISTIWA ( Upaya menuju jalan lurus )

       
            Pada suatu hari datanglah seorang pria setengah baya bersama isterinya ke sebuah lembaga Penasehatan Perkawinan untuk meminta nasehat sehubungan dengan adanya masalah rumah tangga kedua suami isteri tersebut akhir-akhir ini, dengan keadaan tubuh yang seakan tanpa gairah hidup sambil menahan sesuatu yang berjubel di dalam dadanya yang sewaktu-waktu siap hendak meledak, kondisi tersebut memperlihatkan begitu besarnya permasalahan yang dihadapinya.  Apa gerangan kesalahan isterinya sehingga permasalahan  begitu serius yang dihadapi  oleh pria itu ?

              Dengan mimik wajah yang tenang dan berwibawa namun dengan intonasi suara yang lembut dan bijak petugas penasehatan perkawinan meminta kepada pria itu menceritakan apa masalah yang dihadapinya, semoga ia dapat membantu menyelesaikannya tanpa harus terjadi perceraian. Sebagai petugas penasehatan perkawinan ia berusaha untuk memberikan nasehat dan solusi sehingga perkawinan dapat dilestarikan,  karena setiap masalah pasti ada jalan keluarnya, dan sebagai insan yang beriman tentu memiliki keyakinan bahwa Allah tidak akan memberikan kepada hambanya sesuatu yang memberatkan di luar kemampuannya.

              Dengan penuh perasaan pria itu mulai bertutur tentang apa yang menjadi ganjalan dalam hatinya sehingga ia datang ketempat ini. Dalam penuturannya ia menceritakan bagaimana sikap isterinya yang  telah melanggar etika dalam berumah tangga, telah melanggar kaidah perkawinan, dan pria itu telah menduga bahwa isterinya memiliki hubungan dengan pria lain. Inilah rupanya yang menjadi masalah dalam rumah tangga mereka itu sehingga datang kelembaga penasehatatan.

              Setelah mendengarkan pengaduan dari suami tersebut serta mendengarkan pembelaan dari sang isteri maka diketahuilah akar permasalahan tersebut, yaitu bahwa isterinya selama ini telah beberapa kali menjalin pertemanan dengan beberapa pria lain walaupun hanya melalui jejaring social seperti facebook maupun alat komunikasi seperti handpone, jalinan pertemanan yang terlalu akrab itu sangat salah karena tanpa sepengetahuan apalagi izin dari suami, karena kesal jarang sang suami  melontarkan kata-kata yang keras terhadap isterinya.

               Terhadap kondisi tersebut si petugas  lalu menyampaikan nasehat yang terkait dengan permasalahan suami isteri itu sesuai dengan ajaran agama Islam dan etika budaya bangsa Indonesia. Dijelaskannya  bahwa hubungan akrab yang bukan muhrimnya tanpa izin atau sepengetahuan suami atau isteri adalah suatu kesalahan dan dilarang menurut agama dan etika budaya bangsa Indonesia, karena hal tersebut dapat menimbulkan kekacauan dalam rumah tangga, munculnya rasa curiga dan rasa ketidak percayaan, sehingga pertengkaran selalu terjadi walaupun pemicunya hal lain dan tidak terlalu prinsip, namun karena sudah ada permasalahan yang selalu menjadi bara atau dalam istilah bagaikan api dalam sekam, maka permasalahan  itu kembali muncul kepermukaan dan menjalar kepermasalahan semula yang selalu menjadi momok dalam rumah tangga,  Sehingga keluarga sakinah yang diharapkan menjadi semakin menjauh. Bagaimanapun juga yang namanya pelanggaran terhadap kewajiban  sebagai isteri maupun sebagai suami dalam kaidah perkawinan adalah sesuatu yang sangat bertentantangan dengan ajaran agama maupun hukum di masyarakat. 

        Petugas itu pun menyebutkan sebuah hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad “...Tidak patut manusia bersujud kepada manusia, andai manusia boleh bersujud kepada manusia, maka aku perintahkan kepada wanita bersujud di depan suaminya, mengingat besarnya hak suami atas istri. Demi dzat yang jiwa ragaku berada dalam genggaman tangan-Nya, andaikata sekujur tubuh suami, dari kepala sampai kaki penuh dengan luka yang berdarah dan bernanah, lalu sang istri menjilatinya, dia belum dapat melunasi haknya”.  Allah pun menjelaskan dalam Qur'an Surah An-Nisa ayat 34  : “Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Allah Mahatinggi, Mahabesar". Akhirnya Sebelum pamit untuk pulang iapun mengucapkan terima kasih kepada petugas tersebut atas nasehat-nasehat yang telah diberikannya.

          Kedua pasangan suami isteri tersebut disarankan untuk rukun kembali dan saling memaafkan dan berjanji untuk tidak mengulangi kembali, karena selama bergaul antara suami isteri selama bertahun-tahun pastilah pernah terjadi kesalahan maupun kekhilafan, baik  perkataan maupun dalam perbuatan, tergantung besar atau kecilnya kesalahan tersebut. Sedapat mungkin menghindari perceraian, karena bercerai itu dalam ajaran Islam sesuatu perbuatan yang halal namun dibenci oleh Allah Swt, karena Allah benci maka jauh dari rahmat-Nya.

          Beberapa bulan kemudian pria itu datang lagi menemui petugas penasehatan yang dulu pernah dimintai jalan keluar sehubungan dengan permasalahan rumah tangganya, namun kali ini ia datang dengan wajah yang cerah dan langkah yang gagah penuh semangat. Si Petugas terkejut melihat kedatangannya, namun melihat dari penampilannya sepertinya hari-hari mendung telah berlalu, setelah itu pria tadi lalu bertutur tentang bagaimana kondisi saat ini, ternyata kini rumah tangganya sudah kembali normal seperti sediakala, sama ketika belum adanya peristiwa apa yang telah dilakukan isterinya, karena saat ini isterinya sudah bertaubat dan minta ampun kepadanya dan tidak melakukan kesalahan lagi yang dapat merusak kaidah dalam berumah tangga dan hubungan suami isteri, maka dengan kebesaran hatinya iapun memaafkan kesalahan isterinya itu.  

          Cerita di atas adalah gambaran permasalahan yang sering terjadi dalam kehidupan berumah tangga dimanapun dan dibelahan dunia manapun, bisa jadi yang melakukan kesalahan adalah dari pihak isteri, dan bisa pula terjadi kesalahan itu dilakukan oleh si suami , namun sepanjang masing-masing pihak  yang melakukan kesalahan itu  menyadarinya dan berusaha dengan sepenuh hati untuk tidak melakukan lagi insya Allah keluarga sakinah, mawaddah, warohmah secara perlahan namun pasti akan dapat kembali terwujud. Jadikanlah peristiwa itu sebagai suatu pelajaran untuk kembali menuju jalan yang diberi petunjuk oleh Allah Swt, amin yaa Rabbal ‘alamin.