Powered By Blogger

Rabu, 05 Oktober 2011

CATATAN DARI SUATU PERJALANAN (Pulau Derawan Nan Menawan)


Pagi itu setelah shalat subuh saya menyiapkan pakaian dan perlengkapan lainnya untuk kebutuhan selama dua hari,  guna memenuhi kewajiban dalam menjalankan tugas   ke Kabupaten Berau ( salah satu Kabupaten yang terletak disebelah utara Provinsi Kalimantan Timur ). Adapun tujuan tugas tersebut adalah untuk menghadap Bupati Berau sehubungan dengan telah diangkatnya pejabat baru di lingkungan Instansi kami. Maka setelah perlengkapan yang akan dibawa sudah siap, sayapun lalu menyantap sarapan yang telah disediakan isteri, sekitar jam 07.00 Wita saya meninggalkan rumah, tentu setelah berpamitan dengan isteri dan anak laki-laki saya satu-satunya. Kurang lebih setengah jam perjalanan dari rumah tiba di kantor untuk mengikuti apel pagi, maka tepat pada pukul 08.00 saya bersama tiga orang kawan termasuk sopir dengan menggunakan mobil kijang inova meluncur menuju Air Port Sepinggan Balikpapan. Perjalanan dengan jarak kurang lebih 114 km dari Kota Samarinda ditempuh dalam waktu sekitar 3 jam, selama dalam perjalanan kami isi dengan diskusi-diskusi ringan serta memantapkan kegiatan sebagaimana yang telah direncanakan, satu hal yang istimewa dari perjalanan kami saat ini dibandingkan dengan perjalanan terdahulu adalah  karena kali ini kami berencana setelah selesai menjalankan tugas di Tanjung Redeb nantinya akan melanjutkan perjalanan untuk menikmati suasana pantai di Pulau Derawan.

           Ketika tepat pada pukul 11.30 kami tiba di bandara Balikpapan, perjalanan sedikit lambat dari biasa karena pada saat dalam perjalanan hujan turun, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan maka sopirpun tidak memaksakan kendaraan dengan kecepatan yang tinggi, karena aspal jalan yang basah menjadi agak licin. Setelah chek in ternyata pesawat yang semestinya berangkat pada pukul 12.00 ternyata mengalami penundaan kurang lebih 2 jam, sehingga pada pukul 14.00 baru terbang, padahal kami sudah dijadwalkan oleh protokol Bupati pertemuan dilaksanakan pada jam 14.00, maka untuk itu salah satu teman ( Kasubbag Humas )   mengontak ke teman kami  di Tanjung Redeb yang bertugas sebagai penghubung tentang penundaan keberangkatan ini, akhirnya disepakati pertemuan akan dilaksanakan pada pukul 16.00 Wita. Alhamdulillah tepat pada pukul 1500 kami tibia di Bandara Kalimaru Tanjung Redeb ibu kota Kabupaten Berau, selanjutnya beberapa menit kemudian kamipun meluncur ke Kantor Bupati, maka tepat pada pukul 16.00 kami diterima oleh beliau. Setelah berbincang-bincang tentang tujuan kedatangan kami serta perbincangan tentang situasi di daerah Kabuten Berau kurang lebih 30 menit kemudian kamipun berpamitan untuk keluar.

Sore itu udara sangat cerah, perjalanan dari Tanjung Redeb menuju pelabuhan Tanjung Batu di tempuh hampir tiga jam, dengan menggunakan dua buah mobil Inova kami mulai perjalanan yang cukup panjang, jauhnya jarak perjalanan yang akan dilintasi  ternyata dilalui tanpa terasa, karena jalan beraspal cukup mulus yang membelah hutan belantara kalimantan serta pemandangan alam yang luar biasa indahnya menghiasi disepanjang perjalanan kami,  pepohonan dari yang berusia muda sampai dengan yang berusia ratusan tahun berjajar rapi, dan itu hanya terlihat di pinggiran jalan yang dilalui, bayangkan bagaimana suasana yang terdapat didalam hutan belantara tersebut, tentu ribuan macam jenis flora dan fauna yang hidup sebagai penghuni hutan sejak ribuan tahun yang lalu. 


Kesegaran udaranya yang sangat terasa, jauh sekali kalau dibandingkan dengan udara di perkotaan, ketika menarik nafas rasa lega yang luar  biasa dapat dirasakan, setiap tarikan nafas membuat tubuh menjadi segar, karena pada siang hari pepohonan itu mengeluarkan oksigen, yang justru sangat dibutuhkan oleh manusia.
Perjalanan dapat dikatakan sangat lancar kecuali ada gangguan sedikit dengan adanya pohon yang tumbang dan menghalangi ruas jalan, syukur dahan dari pohon itu sudah ada yang memotong sehingga mobil dapat melaluinya walaupun dengan perlahan-lahan agar tidak tergores dari ranting-ranting pohon yang masih tersisa.


Alhamdulillah akhirnya sekitar jam 19.00 kami tiba di pelabuhan tanjung batu, disana kami sudah dutunggu oleh kawan-kawan yang telah menyiapkan kendaran air yaitu longboat. Setelah menempuh perjalanan laut kurang lebih 40 menit kamipun mendarat di Pulau Derawan.





Malam itu angin berhembus dengan lembut, karena pada siang hari hujan turun, sehingga sejak sore hingga malam angin tidak berhembus dengan kencang, hal ini tentu sangat menyenangkan bagi kami, walaupun anginnya berhembus lembut, cukup sejuk kami rasakan. Setelah istirahat dan membersihkan badan dicottage yang terletak ditepi pantai, sekitar pulkul 21.00 kami kelaut untuk memancing ikan. Cahaya bulan yang menerangi bumi ini benar-benar menjadi pemandangan yang indah, apalagi memandangnya ditengah lautan yang teduh, pancaran sinar rembulan menembus dasar laut yang bening, terlihat ikan hilir mudik berenang disela-sela karang, rumput laut yang bergoyang didorong arus bagaikan tarian massal yang serasi dan sangat menyenangkan memandangnya.
Keindahan taman laut pulau derawan sungguh luar biasa, malam itu banyak para turis dari manca negara yang menikmati taman bawah laut dengan mempergunakan alat selam.
Alhamdulillah setelah beberapa menit kemudian pancing yang dilempar kelaut telah memperoleh hasil, beberapa pancing kami berhasil dimakan ikan,.......maka malam itu kami memperoleh enam ekor ikan kerapu ukuran sedang,......sekitar pukul 23.30 kamipun kembali menepi untuk membakar ikan di pantai, namun sayang kami lupa mempersiapkan arang untuk membakar ikan, akhirnya kami putuskan malam itu  istirahat saja karena kantukpun sudah mulai menyerang akibat kelelahan sepanjang hari, padahal sebelumnya kami berencana ketika hari melewati tengah malam akan berjalan menyisir pantai untuk melihat penyu yang sedang bertelur dipasir pantai, namun apa boleh buat kami perlu istirahat untuk memulihkan tenaga mengingat besok pagi akan melakukan kegiatan lainnya, lalu ikan hasil memancing tersebut kami serahkan kepada koki di restoran hotel untuk digorengkan buat sarapan besok pagi.


Pagi hari saat udara terasa dingin saya mencoba menghangatkan tubuh dengan berendam di air laut yang tentunya tidak jauh dari lepas pantai, air laut yang bening ternyata selain airnya yang bersih juga terasa hangat, sambil berenang dan sekali-kali menyelam melihat terumbu karang yang berwarna warni serta bentuknya yang beragam sungguh indah sekali, bahkan yang lebih mengasyikan adalah ketika memandang penyu yang sangat besar, mungkin ukurannya melebihi meja kerja, dengusan suara yang keluar dari mulutnya ketika menarik nafas kepermukaan laut sangat jelas terdengar. Rupanya penyu tadi sedang memakan daun pisang yang diikat dengan seutas tali, kemudian tali itu diikat di tiang jembatan, lalu daun pisang itu sengaja di lemparkan kelaut oleh teman2, karena menurut orang-orang yang berada disekitar pulau derawan tersebut penyu sangat menyukai makan daun pisang. Pemandangan langka itu benar2 kunikmati sampai penyu itu kembali menghilang di kedalaman laut.
Setelah mandi kurang lebih satu jam, kami lalu pergi sarapan sambil menikmati lezatnya telur penyu serta nikmatnya gorengan ikan kerapu yang didapat semalam sungguh rasanya ingin lebih berlama-lama tinggal di Pulau nan menawan ini, namun sayang waktu jua yang mengharuskan kami untuk segera bergegas meninggalkan pulau itu, karena masih banyak tugas yang menanti. Maka sekita jam 09.30 kami meninggalkan pulau derawan dengan menggunakan longboat yang menunggu kami sejak kedatangan kemarin. Cuaca yang cerah serta angin yang berhembus lembut menjadikan perjalanan menuju tanjung batu terasa santai, karena gelombang tidak besar. Setelah beberapa saat kami meninggalkan dermaga di Pulau derawan kamipun telah berada jauh ditengah lautan, wow......memandang alam sekitar ketika berada ditengah lautan sungguh sesuatu yang luar biasa, ketika pantai sudah tidak terlihat lagi, yang teritinggal hanyalah lingkaran bulatnya bumi yang seluruhynya diisi oleh air laut, dari batas mata memandang seakan lautan itu terdinding oleh langit yang berwarna biru. Dari kejauhan terlihat batang yang mengapung dan bergoyang-goyang di ayun oleh gelombang, beberapa ekor burung putih pemangsa ikan bertengger berjajar dibatang tersebut sambil membersihan bulunya, sekaligus untuk mengincar mangsa kalu-kalau ada ikan yang terlihat didekatnya untuk dijadikan makanan pagi itu.

Melihat fenomena alam yang begitu menakjubkan rasanya sudah menjadi kewajiban bagi kita sebagai insan ciptaan Tuhan untuk selalu bersyukur atas semua pemberian-Nya, begitu kecilnya kita dihadapan-Nya, dan begitu maha agungnya Allah Swt, Dia ciptakan semua yang ada dialam ini untuk dijadikan pelajaran bagi manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini agar selalu mengabdi kepada-Nya.....PULAU DERAWAN NAN MENAWAN MEMBUAT HAMBAMU INI SEMAKIN CINTA KEPADAMU YA ALLAH.....TUHAN YANG MAHA AGUNG PENCIPTA ALAM SEMESTA.