Powered By Blogger

Senin, 05 September 2011

SETANGKAI MAWAR MERAH

Diantara semak-semak ditepi jalan disebuah pedesaan yang damai tumbuh serumpun bunga mawar merah, walaupun dia tumbuh diantara semak-semak namun sangat jelas terilhat perbedaan antara tumbuhan bunga mawar dengan tumbuhan yang ada disekitarnya, kalau diamati lebih dekat lagi tumbuhan itu ternyata ada sebuah tangkai yang menopang bunga yang sedang merekah dengan indahnya, dan bunga itu berwarna merah, itulah setangkai bunga mawar merah. Dari jarak beberapa meter bunga itu terlihat sangat menonjol diantara tumbuhan lain, yang juga mengeluarkan bunga, namun tidak seindah bunga mawar merah itu, apa lagi di pagi hari diantara kelopak bunganya itu terdapat butiran embun yang putih bersih bagaikan kristal, menambah pesona bunga tersebut, terlebih lagi dengan aromanya yang wangi semerbak mengundang orang untuk memilikinya.

          Keindahan bunga mawar yang masih segar dan mekar sangat mempesona, bagaikan permata merah penuh daya pikat setiap orang yang melihatnya, dan tidak sedikit diantara mereka itu ingin berusaha memilikinya, suatu ketika sesorang datang mendekati bunga mawar itu, oh....rupanya ia terpesona dan ingin memeliki bunga mawar itu, krn ia takut jika didahului oleh orang lain maka dengan segera dan tergesa-gesa ia memetik bunga itu......lalu tangannyapun ia julurkan untk mendekatkan tangan berusaha menjangkau kearah tangkai bunga itu dengan harapan agar dapat memetik bunga itu dengan mudah...namun apa yang terjadi tiba-tiba....aduuuuhh !.....orang itu menjerit dan tangannya seketika mengeluarkan darah, rupanya ketikaia mencoba untuk mematahkan tangkai bunga mawar tersebut tangannya tertusuk duri dari tangkai yang diciptalkan Allah untuk melindungi dari tangan-tangan jahil...lalu orang tersebut sambil menahan perih karena luka akibat tertusuk duri tersebut, iapun segera menjauh dari bunga itu sambil menahan perih untuksegera diobati....dan perih itu bertambah-tambah karena bunga yang ia inginkan gagal untuk dimilikinya.....ia bergumam dalam hati ..."nanti klu sdh sembuh luka ini dan hilang sudah perihnya akan ku coba untuk memetiknya kembali...." 

         Namun...sebelum luka itu sembuh, tiba-tiba ada orang kedua yang datang untuk memetik bunga mawar merah yang indah itu, rupanya orang kedua ini sudah memiliki pengalaman bagaimana caranya memetik bunga mawar dengan tangkainya,...dengan perlahan-lahan tidak tergesa-gesa ia dengan sabar menjulurkan tangan untuk menjangkau bunga mawar itu,setelahdekat dan tangkai itu dalam jangkauannya lalu ia amati celah mana untuk memegang tangkai itu agar tidak tertusuk duri, setelah ia menemukan celah itu lalu dengan perlahan ia pegang tangkai itu, hanya dengan hitungan detik terdengar bunyi ...krak..!! dan tangkai bunga mawar itupun patah lalu setangkai bunga mawar itu sudah berpindah tempat...dari rumpun yang ada di semak-semak telah berpindah ketangan orang tersebut, dengan perasaan puas dan bahagia ia bawa setangkai bunga itu kerumahnya...lalu ia masukan kedalam vas bunga yang telah berisi air agar kesegaran bunganya terjaga dalam waktu yang cukup lama. 

           Kehadiran setangkai mawar yang masih segar itu benar-benar mampu mewarnai suasana di rumah itu, keindahan bunganya serasi dengan vas yang cantik dan diletakan di disalah satu sudut ruangan keluarga itu, kesegaran dan aroma yang wangi menebar disekitar ruangan itu membuat orang yang didekatnya merasa bahagia karenanya. Namun sayang dan tentu sudah menjadi hukum alam bahwa di alam jagat raya ini tidak ada yang kekal, kesegaran, keindahan dan kewangian bunga mawar merah itu ada batasnya, seiring dengan perjalanan waktu ketika tiba masanya maka bunga itupun mulai layu, kesegaran dengan perlahan mulai hilang, aroma yang wangi semerbak sudah memudar, lalu bunga itupun dicabut dari vasnya yang cantik untuk diganti dengan bunga yang lain. 

      Kalau kita mengamati dan mempelajari filosufis dari setangkai bunga mawar tadi maka akan banyak pelajaran yang berharga yang dapat diambil, ketika belum berupa bunga yang mekar, ia masih berupa bunga yang kuncup itu ibarat orang yang berusaha untuk belajar, menimba ilmu, apa yang akan diperbuatnya kelak ketika ia menjadi dewasa, setelah bunga itu mekar dengan segala keindahan dan kewangiannya, disini ia bagaikan insan yang menghabiskan waktunya untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat yang membuat orang menjadi bahagia ketika berada didekatnya, namanya harum karena keindahan budi pekertinya, ia tunaikan tugasnya sebagai makhluk ciptan Allah, ia keluarkan seluruh potensi yang ada padanya untuk kemaslahatan umat sebagai bentuk pengabdian kepada sang Khalik yang telah menganugerahkan kelebihan yang ada padanya. 

         Kesempatan yang singkat itu benar-benar dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya kepada hal-hal yang berguna. Vas bunga cantik yang ditempat setangkai bunga mawar merah itu sebelumnya sudah pernah ditempati oleh bungan lainnya, kelak ketika bunga itu layu dan dicabut dari tempatnya, maka vas itupun akan diganti dan ditempati oleh setangkai bunga lainnya, dan rotasi itu terus berlangsung sepanjang waktu sampai tiba saatnya vas itu pecah dan tidak dapat dipergunakan lagi, Nah vas bunga yang cantik itu ibarat suatu kedudukan atau jabatan, dan kitapun menyadari bahwa kedudukan atau jabatan yang kita duduki saat ini dahulu sudah pernah diduduki orang lain, suatu saat kedudukan itupun akan diduduki oleh orang lain, oleh karena itu ketika kita masih mampu untuk berbuat sesuatu, maka manfaatkanlah dengan sebaik-baiknya kepada hal-hal yang baik sesuai dengan norma-norma yang telah digariskan., karena sebagai mahluk tentu memiliki keterbatasan waktu dalam menjalani tugas sebagi hamba di alam yang fana ini.
             
             Bunga mawar ini hanyalah salah satu dari milyaran ciptaan Allah Swt, sebagai bahan renungan dan pelajaran bagi insan yang ingin belajar dari alam disekitarnya, yang tersebar baik didaratan maupun dilautan, dan semua itu mustahil ada dengan sendirinya tanpa ada yang menciptakan dan mengatur keseimbangannya, sebagai insan yang beriman dan bertaqwa dengan tidak ragu sedikitpun bahwa ALLAH SWT yang menciptakan semua itu, Ia ciptakan manusia sebagai khalifah dimuka bumi untuk belajar dari tumbuhan dan makhluk hidup lainnya yang tersebar di muka bumi ini untuk menambah pengetahuan dan mempertebal keimanannya.