Powered By Blogger

Kamis, 01 Desember 2011

NILAI SEBUAH KEINDAHAN DI LINGKUNGAN KERJA



Sesuatu yang indah selalu menjadi tujuan orang untuk dinikmati melalui pandangan mata tentunya, ketika mata kita melihat suatu yang indah maka akan direspon oleh otak dengan melahirkan bermacam-macam ide dan pemikiran, yang terkadang sesuatu yang sebenarnya susah untuk dipecahkan namun setelah melihat suatu keindahan ( pemandangan alam misalnya ) tiba-tiba kepala terasa ringan dalam menghasilkan suatu pemikiran sebagai bentuk solusi yang tepat tanpa pernah kita bayangkan sebelumnya. Tidak sedikit para negarawan mengambil keputusan penting dan strategis setelah melihat pemandangan alam yang indah seperti pantai, pegunungan atau disebuah taman. Sebagai contoh konon ketika Amerika akan melakukan serangan ke Irak, Presiden George Bush sebelum mengambil keputusan untuk memulai serangan besar-besaran bolak-balik disekitar taman gedung Putih yang pada akhirnya duniapun menyaksikan bagaimana akibat dari keputusan itu. Namun disini saya tidak menjelaskan dampak dari keputusan itu, tetapi yang menjadi fokus tulisan ini adalah suatu keputusan besar ternyata dapat diambil setelah melihat atau berada di alam terbuka dan tentunya menampilkan keindahannya. 

Demikian pula halnya lingkungan disekitar tempat kita melaksanakan tugas seperti di kantor lingkungan kerja sangat menentukan hasil kerja, lingkungan kerja yang mendukung aktivitas kita sehari-hari adalah diantaranya kebersihan lingkungan maupun tempat disekitar kita bekerja seperti ruang kerja dan penataan sarana prasarana pendukung kerja lainnya. Penempatan tempat pembuangan sampah harus selalu terjaga dengan baik diruangan jangan sampai menimbulkan aroma yang tidak sedap serta terlalu penuh. Lingkungan kantor seperti halaman depan, samping ataupun belakang ataupun ditengah-tengah antara bangunan jika gedung perkantoran tersebut berbentuk persegi empat ataupun "U" perlu penataan taman yang indah dan bersih, sehingga ketika kita merasa jenuh dalam bekerja maka perlu istirahat sejenak dengan melihat-lihat suasana di luar ruangan namun tidak perlu meninggalkan kantor. Nah jika lingkungan tidak tertata dengan baik bagaimana mungkin kita akan merasakan kesejukan dan kenyamanan disela-sela kerja, namun jika lingkungan tertata dengan apik, hijau, bersih dan indah  maka kita akan merasa nyaman melihat dan menikmatinya, udara terasa sejuk dan segar, tentu sedikit banyak ada pengaruh kepada peningkatan gairah kerja kita dan pada akhirnya kinerjapun dapat meningkat karenanya.

 HBS : Hijau Bersih dan Sehat apa yang telah dislogankan bapak Gubernur Kalimantan Timur H Awang Faroek Ishak dengan melakukan penanaman pohon untuk menghijaukan kembali Kalimantan Timur perlu kita dukung dengan sepenuh hati, karena menurut Menteri Kehutananan bahwa hutan Kalimantan sudah sangat memperihatinkan, hal ini disebabkan adanya penebangan pohon baik yang berdalih legal maupun ilegal plus penambangan batu bara yang saat ini benar-benar memperparah kondisi hutan, belum lagi seringnya terjadi kebakaran hutan disaat musim kemarau tiba. Hutan Kalimantan sebagai paru-paru dunia perlu kita jaga dan lestarikan dengan tidak melakukan penebangan hutan secara membabi buta, peran serta seluruh elemen masyarakat tanpa terkecuali dengan memulai penanaman pohon yang dimulai dari sekitar lingkungan masing-masing, baik disekitar lingkungan tempat tinggal maupun disekitar lingkungan kerja, tidak ada kata terlambat.....



      Lingkungan kerja yang bersih hijau dan indah maka selain bernilai positif bagi yang memandangnya juga akan menimbulkan kegairahan dalam bekerja, lalu dari sini diharapkan akan lahir ide-ide untuk melakukan inovasi dalam rangka memberikan sesuatu yang terbaik dalam meningkatkan kinerja, semua program dapat berjalan dengan baik dan percepatan pencapaian reformasi birokasi dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan. Inilah pengaruh positive yang diharapkan sebagai peran serta dari  NILAI SEBUAH KEINDAHAN DILINGKUNGAN KERJA.........

Kamis, 24 November 2011

KETIKA SI BUAH HATI MENJADI KOMANDAN

Seperti biasa setiap hari  sekitar jam 17.00 para orang tua dari berbagai penjuru berdatangan kesekolah untuk menjemput anaknya masing-masing, karena anak-anak mereka termasuk siswa kelas siang, yang pembelajarannhya dimulai  pada jam 13.00 sd. 17.10, MIN tempat anak-anak Sekolah terpaksa melaksanakan kelas pada sore hari hal ini disebabkan keterbatasan ruang belajar sehingga tidak mampu menampung semua murid, atas kebijakan Kepala MIN tentu setelah mempertimbangkan dari berbagai aspek maka ditetapkanlah kelas sore yang diperuntukan bagi siswa kelas III dan IV sedangkan kelas pagi untuk siswa kelas I, II, V dan VI. Setibanya di sekolah tidak lama kemudian terdengar bel berbunyi tanda jam pelajaran sudah usai, sayup-sayup terdengar anak-anak berdo'a sebelum pulang...kemudian dalam beberapa menit terdengar suara riuh anak-anak keluar kelas, biasa anak-anak....mereka berebut saling mendahului kawan-kawannya untuk segera pulang, sementara di luar para orang tua telah menunggu, ayah/ibu yang menunggu anak-anaknya, ada kakak yang menunggu adiknya, atau paman/bibi yang menunggu keponakannya, para penjemput mengarahkan pandangan ke pintu keluar sekolah untuk mencari-cari anak-anak yang mereka jemput, dan anak-anakpun kesana kemari mencari penjemputnya, suasana seperti ini sudah menjadi sesuatu hal yang biasa hampir disemua sekolah, dan ini menjadi pemandangan rutin setiap hari sepanjang sekolah itu masih berdiri dan menjalankan fungsinya sebagai lembaga pendidikan bagi anak-anak usia sekolah.

       Seoang anak laki-laki siswa kelas tiga yang berusia hampir sembilan tahun namun memiliki tubuh yang bongsor dengan bobot sekitar 50 kg, ia menjadi anak yang paling besar di kelasnya, walau demikian bobot tubuhnya bukan suatu halangan baginya untuk bergerak dan melakukan aktivitas, ia termasuk anak yang gesit dan kuat, mungkin hal ini disebabkan ia selalu rajin melakukan olah raga terutama renang, sepak bola dan bersepeda. Dengan berlari ia menghampiri ayahnya yang sudah menunggunya beberapa menit yang lalu, kemudian dengan penuh semangat ia menyampaikan berita kepada ayahnya..."bah..! saya dipilih oleh ibu guru sebagai komandan upacara pada saat apel penurunan bendera sabtu depan", ia biasa memanggil ayahnya dengan panggilan " abah ", maka mendengar penuturan buah hatinya yang hanya semata wayang itu abahnyapun merasa bahagia kerana anaknya diberi kepercayaan seperti itu, namun disisi lain ia juga merasa kuatir kalau-kalau anaknya tidak mampu melaksanakan tugas tersebut, mengingat selama ini si buah hatinya belum pernah mengikuti apa lagi menjadi petugas upacara. Melihat anaknya penuh semangat serta keinginan untuk melihat kemampuan anaknya maka tanpa ragu-ragu sedikitpun ia menyetujuai dengan senang hati atas  kepercayaan yang diberikan kepada anaknya itu. Langkah awal untuk menjawab kepercayaan itu adalah dengan memberikan motivasi kepada anaknya setelah mendengar apa yang dikatakan sang anak...Alhamdulillah anaku pasti bisa, abah dan mama akan bantu untuk melatihnya...! mendengar ucapan abahnya si anak itupun tersenyum dengan manisnya dan ia merasa yakin bahwa pada saatnya nanti akan mampu melaksanakan tugas sebagai komandan dengan baik.

        Beberapa hari sebelum hari Sabtu abah dan mama sibuk membantu anaknya dengan memberikan arahan dan petunjuk agar anaknya semakin terampil serta motivasinya semakin tinggi, hal ini dilakukan untuk melengkapi dengan apa yang telah diajarkan dan dilatih oleh gurunya di sekolah, kalimat yang diucapkan pada saat menyampaikan laporan selalu diulang-ulang sampai lancar dan tidak ada kesalahan serta diucapkan dengan suara yang lantang, demikian pula dalam peraturan baris berbaris selalu menjadi perhatian dari kedua orang tuanya, tanpa lelah dan hati yang penuh ikhlas tiada sedikitpun mengeluh kedua otang tuanya menyita waktu untuk memberikan apa yang diketahuinya sebatas kemampuan yang dimilikinya untuk melatih anaknya yang terkait dengan tugas-tugas seorang komandan upacara, karena keinginan melihat anaknya tampil dengan baik jauh lebih besar ketimbang lainnya...kebahagiaan anak akan menjadi kebahagian orang tuanya pula, apa lagi sianak adalah buah hatinya satu-satunya. 

        Ketika hari Sabtu sebagai hari yang ditunggu-tunggu tiba, berbagai perasaan berkecamuk didalam hati kedua orang tuanya, disatu sisi mereka merasa bahagia dan bangga sementara disisi lain ada rasa kuatir, begitulah perasaan orang tua terhadap anak, maka benar kata orang bahwa cinta orang tua terhadap anak tiada terbatas. Ketika upacara akan segera dimulai waktu menunjukan pukul 17.00 wit, abahnya dengan serius memperhatikan anaknya dari luar pagar sekolah, yang menunggu sejak setengah jam yang lalu, karena ia tidak ingin terlambat walaupun sedetik untuk mengetahui bagaimana penampilan buah hatinya ketika menjadi seorang komandan dalam upacara penurunan bendera di sekolahnya. Dengan mata yang hampir tidak berkedip abahnya melihat anaknya yang tampil dengan gagah berdiri didepan barisan peserta upacara, dengan suara tegas ia memberikan komando, kemudian dengan lantangnya suaranya terdengar ketika ia memyampaikan laporan bahwa upaca telah siap dilaksanakan. 
Beberapa waktu kemudian tidak terasa upacara telah selesai, si buah hati telah selesai menjalankan tugasnya dengan baik,....maka...abahnyapun megucapkan  Alhamdulillah... sambil mengusap air mata karena terharu dan bangga serta bahagia melihat buah hatinya telah mampu menjawab tanggung jawab yang diberikan dengan baik dan sesuai harapan.

        Cerita di atas adalah sebagai gambaran bagaimana besarnya perhatian kedua orang tua  terhadap anaknya, mereka ingin anaknya selalu tampil lebih baik, lebih dari itu mereka ingin agar anaknya selalu sukses dengan apa yangdicita-citakannya. Perhatian rang tua yang memberikan motivasi yang tinggi kepada anaknya adalah sesuatu yang sangat besar manfaatnya bagi sianak, dengan perhatian yang maksimal mampu menumbuhkan kepercayaan yang tinggi, sehingga yang tadinya sesuatu yang tidak mungkin dapat terjangkau, semua menjadi mungkin. Memang kehadiran anak adalah suatu angerah sepanjang kita mampu memberikan bimbingan atau didikan yang baik ketika mengantarkannya menjelang dewasa, namun sebaliknya ia bisa menjadi bencana jika kita tidak mampu mendidiknya dengan baik. Setiap orang tua selalu menginginkan atau mengharapkan anaknya kelak menjadi orang yang sukses, orang yang berbudi luhur ( akhlaqul karimah ), namun untuk mencapai kearah sana tidaklah segampang mengucapkannya tetapi perlu usaha yang keras disertai do'a yang tiada putus, namun yang lebih utama untuk keberhasilan adalah dengan memberikan contoh yang baik ( suri teladan ) kepada anak, karena itulah yang paling pertama ditirunya, baru setelah itu kita memberikan bimbingan lainnya sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan usianya.

         Semoga Allah Swt memberikan kita anak yang Shaleh yang selalu berbakti kepada kedua orangtuanya baik dikala kita masih hidup di dunia maupun ketika kita telah tiada kelak , anak yang bermanfaat bagi nusa, bangsa dan agamanya, kehadirannya sangat dibutuhkan oleh orang dan ketiadaannya menjadi kerinduan bagi orang lain karena kebaikan dan ilmu yang dimilikinya...aamiin yaa rabbal'alamiin.

Rabu, 05 Oktober 2011

CATATAN DARI SUATU PERJALANAN (Pulau Derawan Nan Menawan)


Pagi itu setelah shalat subuh saya menyiapkan pakaian dan perlengkapan lainnya untuk kebutuhan selama dua hari,  guna memenuhi kewajiban dalam menjalankan tugas   ke Kabupaten Berau ( salah satu Kabupaten yang terletak disebelah utara Provinsi Kalimantan Timur ). Adapun tujuan tugas tersebut adalah untuk menghadap Bupati Berau sehubungan dengan telah diangkatnya pejabat baru di lingkungan Instansi kami. Maka setelah perlengkapan yang akan dibawa sudah siap, sayapun lalu menyantap sarapan yang telah disediakan isteri, sekitar jam 07.00 Wita saya meninggalkan rumah, tentu setelah berpamitan dengan isteri dan anak laki-laki saya satu-satunya. Kurang lebih setengah jam perjalanan dari rumah tiba di kantor untuk mengikuti apel pagi, maka tepat pada pukul 08.00 saya bersama tiga orang kawan termasuk sopir dengan menggunakan mobil kijang inova meluncur menuju Air Port Sepinggan Balikpapan. Perjalanan dengan jarak kurang lebih 114 km dari Kota Samarinda ditempuh dalam waktu sekitar 3 jam, selama dalam perjalanan kami isi dengan diskusi-diskusi ringan serta memantapkan kegiatan sebagaimana yang telah direncanakan, satu hal yang istimewa dari perjalanan kami saat ini dibandingkan dengan perjalanan terdahulu adalah  karena kali ini kami berencana setelah selesai menjalankan tugas di Tanjung Redeb nantinya akan melanjutkan perjalanan untuk menikmati suasana pantai di Pulau Derawan.

           Ketika tepat pada pukul 11.30 kami tiba di bandara Balikpapan, perjalanan sedikit lambat dari biasa karena pada saat dalam perjalanan hujan turun, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan maka sopirpun tidak memaksakan kendaraan dengan kecepatan yang tinggi, karena aspal jalan yang basah menjadi agak licin. Setelah chek in ternyata pesawat yang semestinya berangkat pada pukul 12.00 ternyata mengalami penundaan kurang lebih 2 jam, sehingga pada pukul 14.00 baru terbang, padahal kami sudah dijadwalkan oleh protokol Bupati pertemuan dilaksanakan pada jam 14.00, maka untuk itu salah satu teman ( Kasubbag Humas )   mengontak ke teman kami  di Tanjung Redeb yang bertugas sebagai penghubung tentang penundaan keberangkatan ini, akhirnya disepakati pertemuan akan dilaksanakan pada pukul 16.00 Wita. Alhamdulillah tepat pada pukul 1500 kami tibia di Bandara Kalimaru Tanjung Redeb ibu kota Kabupaten Berau, selanjutnya beberapa menit kemudian kamipun meluncur ke Kantor Bupati, maka tepat pada pukul 16.00 kami diterima oleh beliau. Setelah berbincang-bincang tentang tujuan kedatangan kami serta perbincangan tentang situasi di daerah Kabuten Berau kurang lebih 30 menit kemudian kamipun berpamitan untuk keluar.

Sore itu udara sangat cerah, perjalanan dari Tanjung Redeb menuju pelabuhan Tanjung Batu di tempuh hampir tiga jam, dengan menggunakan dua buah mobil Inova kami mulai perjalanan yang cukup panjang, jauhnya jarak perjalanan yang akan dilintasi  ternyata dilalui tanpa terasa, karena jalan beraspal cukup mulus yang membelah hutan belantara kalimantan serta pemandangan alam yang luar biasa indahnya menghiasi disepanjang perjalanan kami,  pepohonan dari yang berusia muda sampai dengan yang berusia ratusan tahun berjajar rapi, dan itu hanya terlihat di pinggiran jalan yang dilalui, bayangkan bagaimana suasana yang terdapat didalam hutan belantara tersebut, tentu ribuan macam jenis flora dan fauna yang hidup sebagai penghuni hutan sejak ribuan tahun yang lalu. 


Kesegaran udaranya yang sangat terasa, jauh sekali kalau dibandingkan dengan udara di perkotaan, ketika menarik nafas rasa lega yang luar  biasa dapat dirasakan, setiap tarikan nafas membuat tubuh menjadi segar, karena pada siang hari pepohonan itu mengeluarkan oksigen, yang justru sangat dibutuhkan oleh manusia.
Perjalanan dapat dikatakan sangat lancar kecuali ada gangguan sedikit dengan adanya pohon yang tumbang dan menghalangi ruas jalan, syukur dahan dari pohon itu sudah ada yang memotong sehingga mobil dapat melaluinya walaupun dengan perlahan-lahan agar tidak tergores dari ranting-ranting pohon yang masih tersisa.


Alhamdulillah akhirnya sekitar jam 19.00 kami tiba di pelabuhan tanjung batu, disana kami sudah dutunggu oleh kawan-kawan yang telah menyiapkan kendaran air yaitu longboat. Setelah menempuh perjalanan laut kurang lebih 40 menit kamipun mendarat di Pulau Derawan.





Malam itu angin berhembus dengan lembut, karena pada siang hari hujan turun, sehingga sejak sore hingga malam angin tidak berhembus dengan kencang, hal ini tentu sangat menyenangkan bagi kami, walaupun anginnya berhembus lembut, cukup sejuk kami rasakan. Setelah istirahat dan membersihkan badan dicottage yang terletak ditepi pantai, sekitar pulkul 21.00 kami kelaut untuk memancing ikan. Cahaya bulan yang menerangi bumi ini benar-benar menjadi pemandangan yang indah, apalagi memandangnya ditengah lautan yang teduh, pancaran sinar rembulan menembus dasar laut yang bening, terlihat ikan hilir mudik berenang disela-sela karang, rumput laut yang bergoyang didorong arus bagaikan tarian massal yang serasi dan sangat menyenangkan memandangnya.
Keindahan taman laut pulau derawan sungguh luar biasa, malam itu banyak para turis dari manca negara yang menikmati taman bawah laut dengan mempergunakan alat selam.
Alhamdulillah setelah beberapa menit kemudian pancing yang dilempar kelaut telah memperoleh hasil, beberapa pancing kami berhasil dimakan ikan,.......maka malam itu kami memperoleh enam ekor ikan kerapu ukuran sedang,......sekitar pukul 23.30 kamipun kembali menepi untuk membakar ikan di pantai, namun sayang kami lupa mempersiapkan arang untuk membakar ikan, akhirnya kami putuskan malam itu  istirahat saja karena kantukpun sudah mulai menyerang akibat kelelahan sepanjang hari, padahal sebelumnya kami berencana ketika hari melewati tengah malam akan berjalan menyisir pantai untuk melihat penyu yang sedang bertelur dipasir pantai, namun apa boleh buat kami perlu istirahat untuk memulihkan tenaga mengingat besok pagi akan melakukan kegiatan lainnya, lalu ikan hasil memancing tersebut kami serahkan kepada koki di restoran hotel untuk digorengkan buat sarapan besok pagi.


Pagi hari saat udara terasa dingin saya mencoba menghangatkan tubuh dengan berendam di air laut yang tentunya tidak jauh dari lepas pantai, air laut yang bening ternyata selain airnya yang bersih juga terasa hangat, sambil berenang dan sekali-kali menyelam melihat terumbu karang yang berwarna warni serta bentuknya yang beragam sungguh indah sekali, bahkan yang lebih mengasyikan adalah ketika memandang penyu yang sangat besar, mungkin ukurannya melebihi meja kerja, dengusan suara yang keluar dari mulutnya ketika menarik nafas kepermukaan laut sangat jelas terdengar. Rupanya penyu tadi sedang memakan daun pisang yang diikat dengan seutas tali, kemudian tali itu diikat di tiang jembatan, lalu daun pisang itu sengaja di lemparkan kelaut oleh teman2, karena menurut orang-orang yang berada disekitar pulau derawan tersebut penyu sangat menyukai makan daun pisang. Pemandangan langka itu benar2 kunikmati sampai penyu itu kembali menghilang di kedalaman laut.
Setelah mandi kurang lebih satu jam, kami lalu pergi sarapan sambil menikmati lezatnya telur penyu serta nikmatnya gorengan ikan kerapu yang didapat semalam sungguh rasanya ingin lebih berlama-lama tinggal di Pulau nan menawan ini, namun sayang waktu jua yang mengharuskan kami untuk segera bergegas meninggalkan pulau itu, karena masih banyak tugas yang menanti. Maka sekita jam 09.30 kami meninggalkan pulau derawan dengan menggunakan longboat yang menunggu kami sejak kedatangan kemarin. Cuaca yang cerah serta angin yang berhembus lembut menjadikan perjalanan menuju tanjung batu terasa santai, karena gelombang tidak besar. Setelah beberapa saat kami meninggalkan dermaga di Pulau derawan kamipun telah berada jauh ditengah lautan, wow......memandang alam sekitar ketika berada ditengah lautan sungguh sesuatu yang luar biasa, ketika pantai sudah tidak terlihat lagi, yang teritinggal hanyalah lingkaran bulatnya bumi yang seluruhynya diisi oleh air laut, dari batas mata memandang seakan lautan itu terdinding oleh langit yang berwarna biru. Dari kejauhan terlihat batang yang mengapung dan bergoyang-goyang di ayun oleh gelombang, beberapa ekor burung putih pemangsa ikan bertengger berjajar dibatang tersebut sambil membersihan bulunya, sekaligus untuk mengincar mangsa kalu-kalau ada ikan yang terlihat didekatnya untuk dijadikan makanan pagi itu.

Melihat fenomena alam yang begitu menakjubkan rasanya sudah menjadi kewajiban bagi kita sebagai insan ciptaan Tuhan untuk selalu bersyukur atas semua pemberian-Nya, begitu kecilnya kita dihadapan-Nya, dan begitu maha agungnya Allah Swt, Dia ciptakan semua yang ada dialam ini untuk dijadikan pelajaran bagi manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini agar selalu mengabdi kepada-Nya.....PULAU DERAWAN NAN MENAWAN MEMBUAT HAMBAMU INI SEMAKIN CINTA KEPADAMU YA ALLAH.....TUHAN YANG MAHA AGUNG PENCIPTA ALAM SEMESTA.

Senin, 05 September 2011

SETANGKAI MAWAR MERAH

Diantara semak-semak ditepi jalan disebuah pedesaan yang damai tumbuh serumpun bunga mawar merah, walaupun dia tumbuh diantara semak-semak namun sangat jelas terilhat perbedaan antara tumbuhan bunga mawar dengan tumbuhan yang ada disekitarnya, kalau diamati lebih dekat lagi tumbuhan itu ternyata ada sebuah tangkai yang menopang bunga yang sedang merekah dengan indahnya, dan bunga itu berwarna merah, itulah setangkai bunga mawar merah. Dari jarak beberapa meter bunga itu terlihat sangat menonjol diantara tumbuhan lain, yang juga mengeluarkan bunga, namun tidak seindah bunga mawar merah itu, apa lagi di pagi hari diantara kelopak bunganya itu terdapat butiran embun yang putih bersih bagaikan kristal, menambah pesona bunga tersebut, terlebih lagi dengan aromanya yang wangi semerbak mengundang orang untuk memilikinya.

          Keindahan bunga mawar yang masih segar dan mekar sangat mempesona, bagaikan permata merah penuh daya pikat setiap orang yang melihatnya, dan tidak sedikit diantara mereka itu ingin berusaha memilikinya, suatu ketika sesorang datang mendekati bunga mawar itu, oh....rupanya ia terpesona dan ingin memeliki bunga mawar itu, krn ia takut jika didahului oleh orang lain maka dengan segera dan tergesa-gesa ia memetik bunga itu......lalu tangannyapun ia julurkan untk mendekatkan tangan berusaha menjangkau kearah tangkai bunga itu dengan harapan agar dapat memetik bunga itu dengan mudah...namun apa yang terjadi tiba-tiba....aduuuuhh !.....orang itu menjerit dan tangannya seketika mengeluarkan darah, rupanya ketikaia mencoba untuk mematahkan tangkai bunga mawar tersebut tangannya tertusuk duri dari tangkai yang diciptalkan Allah untuk melindungi dari tangan-tangan jahil...lalu orang tersebut sambil menahan perih karena luka akibat tertusuk duri tersebut, iapun segera menjauh dari bunga itu sambil menahan perih untuksegera diobati....dan perih itu bertambah-tambah karena bunga yang ia inginkan gagal untuk dimilikinya.....ia bergumam dalam hati ..."nanti klu sdh sembuh luka ini dan hilang sudah perihnya akan ku coba untuk memetiknya kembali...." 

         Namun...sebelum luka itu sembuh, tiba-tiba ada orang kedua yang datang untuk memetik bunga mawar merah yang indah itu, rupanya orang kedua ini sudah memiliki pengalaman bagaimana caranya memetik bunga mawar dengan tangkainya,...dengan perlahan-lahan tidak tergesa-gesa ia dengan sabar menjulurkan tangan untuk menjangkau bunga mawar itu,setelahdekat dan tangkai itu dalam jangkauannya lalu ia amati celah mana untuk memegang tangkai itu agar tidak tertusuk duri, setelah ia menemukan celah itu lalu dengan perlahan ia pegang tangkai itu, hanya dengan hitungan detik terdengar bunyi ...krak..!! dan tangkai bunga mawar itupun patah lalu setangkai bunga mawar itu sudah berpindah tempat...dari rumpun yang ada di semak-semak telah berpindah ketangan orang tersebut, dengan perasaan puas dan bahagia ia bawa setangkai bunga itu kerumahnya...lalu ia masukan kedalam vas bunga yang telah berisi air agar kesegaran bunganya terjaga dalam waktu yang cukup lama. 

           Kehadiran setangkai mawar yang masih segar itu benar-benar mampu mewarnai suasana di rumah itu, keindahan bunganya serasi dengan vas yang cantik dan diletakan di disalah satu sudut ruangan keluarga itu, kesegaran dan aroma yang wangi menebar disekitar ruangan itu membuat orang yang didekatnya merasa bahagia karenanya. Namun sayang dan tentu sudah menjadi hukum alam bahwa di alam jagat raya ini tidak ada yang kekal, kesegaran, keindahan dan kewangian bunga mawar merah itu ada batasnya, seiring dengan perjalanan waktu ketika tiba masanya maka bunga itupun mulai layu, kesegaran dengan perlahan mulai hilang, aroma yang wangi semerbak sudah memudar, lalu bunga itupun dicabut dari vasnya yang cantik untuk diganti dengan bunga yang lain. 

      Kalau kita mengamati dan mempelajari filosufis dari setangkai bunga mawar tadi maka akan banyak pelajaran yang berharga yang dapat diambil, ketika belum berupa bunga yang mekar, ia masih berupa bunga yang kuncup itu ibarat orang yang berusaha untuk belajar, menimba ilmu, apa yang akan diperbuatnya kelak ketika ia menjadi dewasa, setelah bunga itu mekar dengan segala keindahan dan kewangiannya, disini ia bagaikan insan yang menghabiskan waktunya untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat yang membuat orang menjadi bahagia ketika berada didekatnya, namanya harum karena keindahan budi pekertinya, ia tunaikan tugasnya sebagai makhluk ciptan Allah, ia keluarkan seluruh potensi yang ada padanya untuk kemaslahatan umat sebagai bentuk pengabdian kepada sang Khalik yang telah menganugerahkan kelebihan yang ada padanya. 

         Kesempatan yang singkat itu benar-benar dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya kepada hal-hal yang berguna. Vas bunga cantik yang ditempat setangkai bunga mawar merah itu sebelumnya sudah pernah ditempati oleh bungan lainnya, kelak ketika bunga itu layu dan dicabut dari tempatnya, maka vas itupun akan diganti dan ditempati oleh setangkai bunga lainnya, dan rotasi itu terus berlangsung sepanjang waktu sampai tiba saatnya vas itu pecah dan tidak dapat dipergunakan lagi, Nah vas bunga yang cantik itu ibarat suatu kedudukan atau jabatan, dan kitapun menyadari bahwa kedudukan atau jabatan yang kita duduki saat ini dahulu sudah pernah diduduki orang lain, suatu saat kedudukan itupun akan diduduki oleh orang lain, oleh karena itu ketika kita masih mampu untuk berbuat sesuatu, maka manfaatkanlah dengan sebaik-baiknya kepada hal-hal yang baik sesuai dengan norma-norma yang telah digariskan., karena sebagai mahluk tentu memiliki keterbatasan waktu dalam menjalani tugas sebagi hamba di alam yang fana ini.
             
             Bunga mawar ini hanyalah salah satu dari milyaran ciptaan Allah Swt, sebagai bahan renungan dan pelajaran bagi insan yang ingin belajar dari alam disekitarnya, yang tersebar baik didaratan maupun dilautan, dan semua itu mustahil ada dengan sendirinya tanpa ada yang menciptakan dan mengatur keseimbangannya, sebagai insan yang beriman dan bertaqwa dengan tidak ragu sedikitpun bahwa ALLAH SWT yang menciptakan semua itu, Ia ciptakan manusia sebagai khalifah dimuka bumi untuk belajar dari tumbuhan dan makhluk hidup lainnya yang tersebar di muka bumi ini untuk menambah pengetahuan dan mempertebal keimanannya.

Selasa, 05 April 2011

NAPAK TILAS PERJALANAN SANG WAKTU


Beberapa hari yang lalu kami pulang kekampung halaman untuk menghadiri acara keluarga, kesempatan itu kumanfaatkan untuk jalan-jalan melihat suasana kampung tempat kami bermain ketika kami masih anak-anak, salah satu tempat yang penuh kenangan dimasa itu adalah di daerah berbukit oleh penduduk dinamakan daerah Kapao, disana tempatnya masih alami bukitnya yang sebagian besar pasir di dominasi tumbuhan karamunting.
Bukit berpasir putih bersih sangat disukai oleh anak2 untuk bermain petak umpet dan perang-perangan, karena banyak ditumbuhi pohon karamunting yang tingginya rata-rata sepinggang orang dewasa, kalau musim berbuah, kami sering memetik buah yang matang yang berwarna ungu agak kehitam-hitaman, rasanyapun manis sehingga sangat disukai oleh anak2 maupun orang dewasa yang kehausan ketika baru pulang dari kebun.

Sore itu aku sengaja mendatangi tempat itu untuk melihat susana alam sekitarnya, setibanya disana melihat panorama alam yang masih alami benar-benar membuat takjub mata memandangnya, pasir putih berkilau diatas perbukitan, terinjak kaki ketika melangkah terasa lembut dan hangat, disekitar pasir putih seluas mata memandang tidak segersang sebagaimana gurun sahara, tetapi diatas pasir itu tumbuh banyak pepohonan yang rindang, namun didomiasi hampir 90 persen tumbuhan karumting, selebihnya tanaman jambu mente serta buah-buahan hutan lainnya yang tingginya dapat dijangkau oleh tangan orang dewasa, lalu disebelah barat dan selatan dari kejauhan nampak hutan belantara kalimantan, terlihat menghijau semakin jauh berubah menjadi biru.   Sambil berdiri diatas sebuah gundukan tanah yang agak tinggi dari perbukitan itu,  dengan terus memperhatikan alam sekitarnya, membuat susana hati menjadi nyaman, sejuk, damai dan menyenangkan sekali, apalagi angin berhembus membuat tubuh terasa nyaman, bagaikan seorang anak yang mendapat belaian lembut penuh kasih sayang dari seorang ibu. Ini semua sebuah pemberian dari Yang Maha Kuasa kepada mahluk-Nya yang tidak ternilai harganya, rasa syukur selalu terucap atas semua itu.

Dalam suasana seperti itu teringat kemasa anak-anak, jalan itu yag sering kulai ketika pergi dan pulang mencari kayu yang kering sebagai bahan bakar untuk memasak di rumah, biasanya bagi anak-anak di perkotaan hari minggu dimanfaatkan untuk bermain dan rekreasi bersama keluarga, tetepi bagi kami saat itu setiap hari libur sudah menunggu tugas untuk mencari kayu bakar ditepi hutan, karena hal seperti ini sudah menjadi suatu kebiasaan maka tugas itu tidak menjadi beban, bahkan menjadi suatu kegiatan rutin dan sangat menyenangkan karena dapat membantu meringankan beban orang tua, lebih dari pada itu disela-sela waktu sambil mencari kayu bakar tersebut sering pula kami manfaatkan untuk bermain, seperti bergantung ditali ala tarsan, karena banyak tanaman merambat yang bergantungan dipohon-pohon besar sehingga sering kami gunakan untuk bermain. Setelah mendapatkan kayu bakar sesuai dgn kemampuan kami untuk memikulnya menuju kampung rumah tempat kami tinggal, biasanya kami beristirahat di bukit berpasir yang banyak ditumbuhi pohon karamunting itu, selain mencari buahnya untuk dimakan sebagai pelepas lapar dan dahaga karena kelelahan sehabis mencari kayu bakar juga kami manfaatkan untuk bermain petak umpet, atau kadang-kadang main perang-perangan dengan bersembunyi dirimbunan pohon karamunting, kalau sudah seperti itu rasa letih hilang semua, karena hati sangat gembira, bercanda dan tertawa kadang saling ledek sesama teman, hingga sore hari menjelang magrib baru kami pulang dengan memikul kayu bakar.  

Setelah sekian lama duduksambil mengenang di masa silam, aku berjalan kearah selatan, tiba-tiba dari kejauhan terlihat ada sesuatu yang kosong tidak terlihat sesuatu yang tumbuh disana, lalu ku coba untuk mendekatinya, masya Allah....aku terkejut, ternyata ada lobang besar yang menganga disana kurang lebih hampir setengah lapangan bola dengan kedalaman sampai tiga meter kebawah, oh...ternyata tempat itu dimanfaatkan orang untuk mengambil pasir lalu di jual guna bahan campuran semen keperluan pembangunan rumah, pertokoan, perkantoran, dll.  Setelah terus berjalan ternyata disekitar itu masih terdapat beberapa lobang galian lagi yang luasnya bervariasi, lubang-lubang itu ditinggal begitu saja setelah pasirnya diambil, lalu ketika hujan airpun tergenang disana.

Melihat kenyataan itu di dalam hati ada rasa kecewa, karena alam yg dulu sangat indahnya, dengan variasi tanaman yang rindang dan subur diatasnya, sekarang justru menjadi rusak, gersang dan terasa panas sekali, namun apa daya karena wilayah itu ada pemiliknya dan dia berhak untuk memanfaatkan tanahnya guna keperluan hidupnya sehari-hari, namun yang sangat disayangkan kenapa lubang itu tdk ditimbun kembali, lalu ditanami lagi dengan tumbuhan yang bermanfaat lainnya.

Dalam kurun waktu sekian tahun ternyata banyak perubahan yang terjadi sangat cepat di lingkungan kita, dulu hutan kalimantan terkenal dengan kelebatan dan kengkerannya, tetapi kini banyak yang sudah ditebang guna diambil kayunya, lalu ada pula yang menafaatkan tanahnya karena di dalamnya terdapat batu bara, seperti saat ini jika kita naik pesawat lalu melihat kebawah, ternyata dimana-mana terlihat lubang-lubang raksasa ditengah-tengah hutan belantara Kalimantan, kalau hal ini dibiarkan terus, tidak menutup kemungkinan beberapa puluh tahun kemudian hutan rimba kalimantan hanya tinggal kenangan dan sejarah yang hanya dapat dilihat dari foto-foto usang di dalam museum.

Allahpun telah mengingatkan kepada kita bahwa kerusakan didaratan dan di lautan disebabkan oleh tangan manusia, tentu manusia yang hanya mencari kenikmatan sesaat bagi dirinya, tanpa memikirkan bagaimana nanti apa yang diwariskan kepada anak cucunya beberapa generasi yang akan datang.
Tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki saat ini, dan apa yang sudah di canangkan oleh Gubernur Kalimantan Timur dengan selogan KALTIM GREEN ONE MAN FIVE TREE patut mendapat dukungan secara nyata oleh setiap orang, agar hutan kita kembali kepada fungsinya sebagai paru-paru dunia.


Inilah hasil dari perjalan kekampung halaman yang dapat ditulis diposting ini dalam mengingat kemasa silam menembus waktu, kiranya kebahagian bersama bermain dialam yang asri dan alami hasil bentukan alam itu sendiri tanpa sentuhan tangan manusia ketika masa kanak-kanak kembali dapat dirasakan pada saat sekarang dan beberapa generasi yang akan datang, sehingga tidak ada yang hilang dan selalu terjaga apa yang telah Allah anugerahkan kepada kita sebagai khalifah di muka bumi, lalu....semua mahluk akan tersenyum melihat NAPAK TILAS PERJALAN SANG WAKTU........

Minggu, 27 Maret 2011

DAUN KERING ITU AKHIRNYA GUGUR

pohon nangka yang rindang
Dihalaman rumah berdiri dengan  kokohnya sebatang pohon nangka, daunnya yang rimbun berwarna hijau mengkilap manandakan kesuburuan tanaman itu, diantara batang dan dahan berjuntai dan tersusun dgn indahnya benda bulat dari yang paling kecil sampai yang besar, semakin kebawah semakin besar yang membedakan usia benda itu, yah itulah buah nangka yang sangat digemari banyak masyarakat kita, mulai dari buah yang muda digunakan para ibu2 untuk membuat sayuran yang lezat sampai buahnya yang telah matang sangat enak sekali dikonsumsi baik langsung maupun diolah berbagai macam makanan atau minuman seperti jus nangka, atau bahan campuran untuk membuat kue agar rasa dan aromanya menambah selera orang yang ingin menikmatinya.

Pada tulisan di posting ini saya tidak terlalu fokus untuk membahas buah nangka tersebut ataupun mahluk lain yang memanfaatkan keberadaan tumbuhan itu, tetapi yang menjadi perhatian adalah daunnya yang rimbun itu menaungi halaman dan teras rumah dari sengatan sinar matahari di siang hari, sehingga ketika berada di teras rumah terasa sejuk dan menyegarkan. Mengamati dedaunan benar-benar sangat mengasyikan, ada daun yang berwarna hijau muda berukuran kecil menandakan daun yang masih muda, lalu ada daun yang berwarna hijau tua dan berukuran lebih besar, serta ada yang berwarna kuning sebagian dan  ada pula yang berwarna  kuning keseluruhannya sebagai tanda bahwa daun itu sudah sangat tua.  

Suatu ketika ketika sedang duduk diatas bangku yang terbuat dari kayu di bawah pohon itu sambil membaca buku terdengar suara dari atas lalau  menengadahkan kepala ketas terlihat diatas ranting pohon terlihat dua pasang burung kutilang sedang berlompat-lompatan dari satu ranting keranting lain sambil memakan serangga yang ada dibatang pohon nangka tersebut dengan paruhnya yang mungil, kadang-kadang ia mengelurkan suara yang seakan-akan bernyanyi dengan riangnya. Kehadirannya benar-benar menambah sejuk dan damainya suasana disekitar tumbuhan itu. 
Tidak lama kemudian datang angin berhembus walaupun tidak terlalu kencang tetapi cukup untuk membuat dahan itu bergoyang, lalu terlihat beberapa daun yang berwarna kuning  dan kering berterbangan, berguguran diterpa angin itu, sementara daun yang berwarna hijau tetap melekat dengan kokohnya diranting-ranting pohon.  Lalu sehelai daun yang berguguran itu kuambil, diamati  dengan seksama ternyata tangkainya telah layu sehingga tidak mampu lagi melekat dengan ranting pohon, daunnyapun sudah tidak lagi berfungsi sebagai pemasak makanan bagi tumbuhan itu, sementara daun muda yang mulai muncul sebagai penggantinya terlihat sangat banyak, lebih banyak dari daun yang telah gugur tadi. 
Siklus proses perjalanan daun dari mualai tumbuh kemudian menjadi daun dewasa lalu menjadi daun tua dan kering, akhirnya gugur....lalu muncul lagi daun muda dan begitu seterusnya sampai tanaman itu mati.

Daun tadi adalah salah satu contoh bagaimana sifat fananya mahluk yang ada di alam ini, mulai terbentuk sampai akhirnya tua dan mati, siklus itu terus berjalan tiada hentinya sepanjang alam dunia ini masih ada.
Nah ternyata cukup menarik dari pelajaran daun tadi, ada kurun waktu sebelum daun itu kering dan mati memiliki masa produktivitas yang mampu menopang keberadaan pohon nangka itu secara keseluruhan sebagai bagian dari sistem yang memiliki peran yang sangat vital bagi kelangsungan kehidupan pohon itu.

Demikian pula pada diri manusia, ketika masih ada kesempatan untuk memberikan yang terbaik kepada sesama sebagai bentuk pengabdian kepada sang Khaliq, maka kesempatan itu agar dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, karena ada masa ketika kita tidak mampu lagi berbuat, walaupun keinginan itu ada. Karena salah satu kunci kebahagiaan adalah ketika kita mampu membahagiakan orang lain, tidak ada yang namanya kebahagiaan kalau kita berada ditengah orang-orang yang menderita.
Tidak terbantahkan bahwa kebahagiaan adalah tujuan hidup setiap makhluk sepanjang zaman dan dimanapun ia berada serta siapapun orangnya, semua mendambakan kebahagiaan baik dengan ucapan maupun dengan perbuatan sebagai tujuan dari segala usaha yang dilakukan. 
Ketika ingin mencapai kebahagiaan itu maka diperlukan peran orang lain, karena tidak mungkin kita akan bahagia dengan sendirinya, oleh karena itu dalam diri kita ada pula hak-hak orang lain yang juga ingin bahagia karena keberadaan kita. Sebagai makhluk sosial dari bagian sistem dan siklus roda kehidupan tidak dapat dipungkiri saling memberi, saling berbagi, saling memabantu, saling menyayangi dalam berbagai hal tentunya sesuai dengan norma-norma akan mampu membawa kesalah satu kunci  hidup menjadi bahagia.

Namun pada hakekatnya kebahagiaan itu akan didapat jika usaha yang dilakukan mendapat Ridha dari Allah Swt.


Hari kita adalah hari ini lakukanlah yang terbaik untuk mencapai kebahagiaan, jangan tunggu hari esok, kita tidak tahu apa yang akan terjadi nanti...........karena jika kita tidak memanfaatkan kesempatan dengan melakukan hal-hal yang terbaik, kelak kita akan menyesal, karena bagaimanapun kuatnya kita nanti ada masanya kita tak mampu lagi berbuat dan kemudian DAUN KERING ITU AKHIRNYA GUGUR.