Pada suatu hari datanglah seorang
pria setengah baya bersama isterinya ke sebuah lembaga Penasehatan Perkawinan
untuk meminta nasehat sehubungan dengan adanya masalah rumah tangga kedua suami
isteri tersebut akhir-akhir ini, dengan keadaan tubuh yang seakan tanpa gairah
hidup sambil menahan sesuatu yang berjubel di dalam dadanya yang sewaktu-waktu
siap hendak meledak, kondisi tersebut memperlihatkan begitu besarnya permasalahan
yang dihadapinya. Apa gerangan kesalahan isterinya sehingga permasalahan begitu
serius yang dihadapi oleh pria itu ?
Dengan mimik wajah yang tenang
dan berwibawa namun dengan intonasi suara yang lembut dan bijak petugas
penasehatan perkawinan meminta kepada pria itu menceritakan apa masalah yang
dihadapinya, semoga ia dapat membantu menyelesaikannya tanpa harus terjadi
perceraian. Sebagai petugas penasehatan perkawinan ia berusaha untuk memberikan
nasehat dan solusi sehingga perkawinan dapat dilestarikan, karena setiap masalah pasti ada jalan
keluarnya, dan sebagai insan yang beriman tentu memiliki keyakinan bahwa Allah
tidak akan memberikan kepada hambanya sesuatu yang memberatkan di luar
kemampuannya.
Dengan penuh perasaan pria itu
mulai bertutur tentang apa yang menjadi ganjalan dalam hatinya sehingga ia
datang ketempat ini. Dalam penuturannya ia menceritakan bagaimana sikap
isterinya yang telah melanggar etika
dalam berumah tangga, telah melanggar kaidah perkawinan, dan pria itu telah
menduga bahwa isterinya memiliki hubungan dengan pria lain. Inilah rupanya yang
menjadi masalah dalam rumah tangga mereka itu sehingga datang kelembaga
penasehatatan.
Setelah mendengarkan pengaduan
dari suami tersebut serta mendengarkan pembelaan dari sang isteri maka diketahuilah
akar permasalahan tersebut, yaitu bahwa isterinya selama ini telah beberapa
kali menjalin pertemanan dengan beberapa pria lain walaupun hanya melalui
jejaring social seperti facebook maupun alat komunikasi seperti handpone,
jalinan pertemanan yang terlalu akrab itu sangat salah karena tanpa
sepengetahuan apalagi izin dari suami, karena kesal jarang sang suami melontarkan kata-kata yang keras terhadap
isterinya.
Terhadap kondisi tersebut si
petugas lalu menyampaikan nasehat yang
terkait dengan permasalahan suami isteri itu sesuai dengan ajaran agama Islam dan
etika budaya bangsa Indonesia. Dijelaskannya
bahwa hubungan akrab yang bukan muhrimnya tanpa izin atau sepengetahuan
suami atau isteri adalah suatu kesalahan dan dilarang menurut agama dan etika
budaya bangsa Indonesia, karena hal tersebut dapat menimbulkan kekacauan dalam
rumah tangga, munculnya rasa curiga dan rasa ketidak percayaan, sehingga
pertengkaran selalu terjadi walaupun pemicunya hal lain dan tidak terlalu
prinsip, namun karena sudah ada permasalahan yang selalu menjadi bara atau
dalam istilah bagaikan api dalam sekam, maka permasalahan itu kembali muncul kepermukaan dan menjalar
kepermasalahan semula yang selalu menjadi momok dalam rumah tangga, Sehingga keluarga sakinah yang diharapkan
menjadi semakin menjauh. Bagaimanapun juga yang namanya pelanggaran terhadap kewajiban
sebagai isteri maupun sebagai suami dalam
kaidah perkawinan adalah sesuatu yang sangat bertentantangan dengan ajaran
agama maupun hukum di masyarakat.
Petugas itu pun menyebutkan sebuah hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad “...Tidak patut manusia bersujud kepada manusia, andai manusia boleh
bersujud kepada manusia, maka aku perintahkan kepada wanita bersujud di
depan suaminya, mengingat besarnya hak suami atas istri. Demi dzat yang
jiwa ragaku berada dalam genggaman tangan-Nya, andaikata sekujur tubuh
suami, dari kepala sampai kaki penuh dengan luka yang berdarah dan
bernanah, lalu sang istri menjilatinya, dia belum dapat melunasi
haknya”. Allah pun menjelaskan dalam Qur'an Surah An-Nisa ayat 34 : “Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu
beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah
ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka
menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya.
Sungguh, Allah Mahatinggi, Mahabesar". Akhirnya Sebelum pamit untuk pulang iapun mengucapkan terima
kasih kepada petugas tersebut atas nasehat-nasehat yang telah diberikannya.
Kedua pasangan suami isteri tersebut
disarankan untuk rukun kembali dan saling memaafkan dan berjanji untuk tidak
mengulangi kembali, karena selama bergaul antara suami isteri selama
bertahun-tahun pastilah pernah terjadi kesalahan maupun kekhilafan, baik perkataan maupun dalam perbuatan, tergantung
besar atau kecilnya kesalahan tersebut. Sedapat mungkin menghindari perceraian,
karena bercerai itu dalam ajaran Islam sesuatu perbuatan yang halal namun
dibenci oleh Allah Swt, karena Allah benci maka jauh dari rahmat-Nya.
Beberapa bulan kemudian pria itu
datang lagi menemui petugas penasehatan yang dulu pernah dimintai jalan keluar
sehubungan dengan permasalahan rumah tangganya, namun kali ini ia datang dengan
wajah yang cerah dan langkah yang gagah penuh semangat. Si Petugas terkejut
melihat kedatangannya, namun melihat dari penampilannya sepertinya hari-hari
mendung telah berlalu, setelah itu pria tadi lalu bertutur tentang bagaimana
kondisi saat ini, ternyata kini rumah tangganya sudah kembali normal seperti
sediakala, sama ketika belum adanya peristiwa apa yang telah dilakukan
isterinya, karena saat ini isterinya sudah bertaubat dan minta ampun kepadanya
dan tidak melakukan kesalahan lagi yang dapat merusak kaidah dalam berumah
tangga dan hubungan suami isteri, maka dengan kebesaran hatinya iapun memaafkan
kesalahan isterinya itu.
Cerita di atas adalah gambaran
permasalahan yang sering terjadi dalam kehidupan berumah tangga dimanapun dan
dibelahan dunia manapun, bisa jadi yang melakukan kesalahan adalah dari pihak
isteri, dan bisa pula terjadi kesalahan itu dilakukan oleh si suami , namun
sepanjang masing-masing pihak yang
melakukan kesalahan itu menyadarinya dan
berusaha dengan sepenuh hati untuk tidak melakukan lagi insya Allah keluarga
sakinah, mawaddah, warohmah secara perlahan namun pasti akan dapat kembali
terwujud. Jadikanlah peristiwa itu sebagai suatu pelajaran untuk kembali menuju
jalan yang diberi petunjuk oleh Allah Swt, amin yaa Rabbal ‘alamin.